2/18/2011

The Other Side of Pontianak

   Apa yang pertama kali yang terlintas dipikiran gw ketika mendengar kata Pontianak? Ya, yang terlintas dipikiran gw saat itu adalah hutan, tempat yang sepi, dan orang-orang primitifnya dan panas (jujur inilah yang terlintas di pikiran gw saat itu). Jujur pada saat itu, gw ga semangat ketika ternyata dari kantor pusat gw ditugaskan di kota ini dalam kurun waktu yang tidak pasti. Pontianak merupakan kota yang terletak di garis khatulistiwa. Ya, kata orang sih Pontianak itu panas gara-gara berada di garis khatulistiwa dan gw juga kurang tahu hubungannya apa karena gw bukan ahli di bidang itu.

   Pertama kali gw menginjakkan kaki di kota Pontianak pada akhir bulan Mei 2010 tanggalnya gw lupa. Yang gw ingat pada saat itu gw sampai di Pontianak tepat di siang hari dan ternyata benar pas keluar dari pesawat di bandara Supadio hawa panas memang sangat terasa dan matahari terik minta ampun, boleh di bilang panasnya melebihi panasnya kota Jakarta. Awalnya memang gw ga betah karena cuaca panas nya tapi lama-kelamaan gw mulai terbiasa dan menganggap itu sudah biasa. Justru yang aneh kalau cuaca pontianak dingin itu bukan Pontianak banget. Jujur, untuk Pontianak sendiri menurut gw tempat hiburan dan tempat pariwisata sangat minim sekali. Hanya beberapa tempat saja yang menarik untuk dikunjungi dan maaf jalannya kurang terawat dan banyak yang berlobang-lobang.

Pontianak dan Sungai Kapuas Terlihat Dari Udara

Sungai Kapuas

Gambar di atas merupakan sungai Kapuas yang difoto dari udara. Sungai kapuas merupakan sungai terbesar di Pontianak dan merupakan sumber mata pencahariaan penduduk sekitar sebagai nelayan dan lain-lainnya. Sungai kapuas merupakan sungai terpanjang di Indonesia yang panjangnya mencapai 1.143 km.

Di saat-saat tertentu apabila terjadi pasang air laut maka air sungai kapuas ini akan meluap sampai ke daratan sehingga mengakibatkan banjir dimana-mana sampai ke tengah kota. Air sungai kapuas sendiri digunakan untuk kebutuhan penduduk sekitar baik untuk mandi, mencuci dan lain sebagainya, sementara untuk memasak air yang digunakan rata-rata adalah air hujan dan air PAM. Di setiap rumah penduduk pasti akan ditemukan alat semacam alat penampung ataupun bak besar untuk menampung air hujan apabila sewaktu-waktu hujan turun dan air itu digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

Di atas kapal penyebrangan sungai Kapuas
Jujur selama gw di Pontianak air disini memang agak berbeda jika dibandingkan dengan air di rumah saya karena air disini agak kekuning-kuningan dan tidak bening. Awal-awal memang agak merasa risih tapi lama kelamaan akan terbiasa. Untuk pemandangan di sungai kapuas gw pikir terlihat biasa saja, hanya ada pemandangan nelayan dan penduduk yang melakukan aktifitas sehari-harinya disungai ini.

Menurut gw pribadi, untuk pariwisata di sungai kapuas belum dioptimalkan oleh pemerintah kota Pontianak sendiri karena apabila ini diperbaiki dan diatur supaya tidak terlihat kumuh akan mendatangkan wisatawan lebih banyak lagi ke tempat ini dan gw yakin apabila ini di benahi secara maksimal oleh pemerintah setempat akan mendatangkan pendapatan bagi penduduk sekitar dan kota Pontianak sendiri.

Oiya, hampir lupa sungai Kapuas juga berperan dalam pemberian nama kota Pontianak. Nama Pontianak sendiri dipercayai ada kaitannya dengan cerita dongeng Syarif Abdurrahman yang ketika menyusuri sungai kapuas sering diganggu oleh kuntilanak yang akhirnya membuat sultan meletuskan meriam untuk mengusir kuntilanak itu sekaligus menandakan dimana meriam itu jatuh, maka disanalah wilayah kesultanannya didirikan. Peluru meriam itu jatuh melewati simpang tiga Sungai Kapuas dan Sungai Landak yang kini lebih dikenal dengan Beting Kampung Dalam Bugis Pontianak Timur atau kota Pontianak

 
Sisi Luar Tugu Khatulistiwa
Tugu Khatulistiwa

Tugu ini menjadi salah satu ikon wisata Kota Pontianak dan selalu dikunjungi masyarakat, khususnya wisatawan yang datang ke Kota Pontianak.Tugu ini berjarak sekitar 3 km dari kota Pontianak, untuk mencapai tempat ini kita harus menyebrangi sungai kapuas terlebih dahulu bisa melalui jembatan penyebrangan (jalan tol menurut orang Pontianak) atau bisa juga menggunakan kapal penyebrang yang disediakan pemerintah kota Pontianak dengan hanya membayar sekitar Rp 2.000 saja.

Untuk membuktikan bahwa Tugu Khatulistiwa berada di garis lintang nol derajat, datang saja ke tugu ini setiap tanggal 21-23 Maret dan 21-23 September. Pada tanggal tersebut saat matahari berada di atas kepala, bayangan kita, tugu, dan benda tegak lain di sekitar tugu tidak nampak. Peristiwa ini dinamakan titik "kulminasi" matahari, yakni fenomena alam ketika matahari tepat berada di garis khatulistiwa. Peristiwa alam ini menjadi event tahunan kota Pontianak yang menarik kedatangan wisatawan baik itu wisatawan lokal maupun mancanegara.

Bagian Dalam Tugu Khatulistiwa
Tugu khatulistiwa ini buka setiap hari dari pukul 07.15 hingga pukul 16.00. Pengunjung dapat melihat-lihat dokumentasi perjalanan sejarahnya, disamping mempelajari pengetahuan tentang bumi dan astronomi. Di dalam tugu terdapat papan informasi kunjungan wisatawan baik lokal maupun mancanegara setiap tahunnya.  

Bangunan tugu terdiri dari 4 buah tonggak kayu belian (kayu besi), masing-masing berdiameter 0,30 meter, dengan ketinggian tonggak bagian depan sebanyak dua buah setinggi 3,05 meter dan tonggak bagian belakang tempat lingkaran dan anak panah penunjuk arah setinggi 4,40 meter.Diameter lingkaran yang ditengahnya terdapat tulisan EVENAAR sepanjang 2,11 meter. Panjang penunjuk arah 2,15 meter.

Tulisan plat di bawah anak panah tertera 109o 20' OLvGr menunjukkan letak berdirinya tugu khatulistiwa pada garis Bujur Timur. Oiya, disini juga disediakan souvenir berupa replika tugu khatulistiwa dan bagi yang berminat bisa membelinya disini dan ukurannya pun beraneka ragam dengan harga yang bervariasi.

Untuk tempat-tempat hiburan sendiri seperti yang gw bilang diatas sangat minim hanya ada 2 mall saja di Pontianak ini yang cukup besar sementara yang lainnya hanya biasa saja. Tapi kalau untuk supermarket besar dan toko-toko hampir di setiap jalan bisa ditemui. Untuk mata pencaharian penduduku Pontianak rata-rata berasal dari perdagangan.

Mall Matahari

Gambar diatas ini merupakan mall yang pertama kali berdiri di Pontianak. Ya mall nya memang sangat kecil tapi di Pontianak sendiri ini sudah lumayan, akan tetapi jangan bandingkan dengan di Jakarta ya. Nah, kalau yang di bawahnya itu merupakan mall terbesar di Pontianak. Kalau disini fasilitas cukup lengkap mulai dari bioskop, tempat karaoke, tempat fitnes, toko buku dan lain-lainnya. Tempat inilah tempat gw nongkrong dengan teman-teman apabila saya bosan di rumah atau merasa jenuh dengan pekerjaan.

Mega Mall A.Yani Pontianak
Kalau untuk hiburan di malam harinya saya suka nongkrong dengan teman-teman di jalan Gajah Mada karena pada malam hari warung-warung kopi dan tempat jajanan lain-lainnya bertebaran di pinggir jalan. Disini disediakan jajanan dan minuman-minuman, dan disini kita bisa santai dan ngobrol-ngobrol bersama teman-teman sambil menikmati susasana malam kota Pontianak. Kalau disiang hari tempat ini merupakan tempat yang panas dan gersang pada malam hari disulap menjadi tempat yang romantis. Disini banyak anak-anak muda Pontianak yang nongkrong dan biasanya tempat ini buka sampai pagi.

Jl Gajah Mada Pontianak Malam Hari


Kalau untuk makanan, Pontianak memang terkenal dengan makanan yang enak-enak. Gw menyukai makanan seafood di kota ini. Oiya gw sangat suka dengan yang namanya "sambal ale-ale". Ya, sambal yang dicampur kerang itu rasanya enak banget, bahkan cukup makan nasi dan sambal ini saja sudah enak tanpa ada embel-embel makanan lain dan sambel ini hanya dijual di restoran "pondok ale-ale" saja. Restoran ini juga sudah mempunyai banyak cabang di kota Pontianak. Dan ada satu lagi bakmi kepiting itu rasanya enak banget. Makanan ini di jual di Jl Tanjung Pura, sekali makan bakmi ini pasti langsung ketagihan.

Sambel Ale-Ale


 
Bakmi Kepiting


Makanan yang gw sukai lainnya adalah Mie Tiaw Apollo. Mie Tiaw ini cukup terkenal di Pontianak. Bagi pendatang wajib mencoba makanan ini. Oh iya jangan lupa, makanan ini halal lho dan restoran ini juga sudah mempunyai cabang dimana-mana. Datang saja ke jalan Pattimura, Gajah mada pasti akan menemui restoran Mie Tiaw Apollo

 
Mie Tiaw Apollo
Hal lain yang terkenal dari Pontianak adalah budidaya tanaman lidah buayanya. Ya tanaman ini digunakan untuk berbagai macam kebutuhan baik itu obat, bahkan makanan sekalipun. Adapun makanan yang terkenal dari Pontianak adalah dodol lidah buaya. Dodol ini tidak jauh berbeda dari dodol pada umunya hanya saja rasanya saja yang berbeda dan buat gw sih rasanya manis.

Dodol Lidah Buaya

Oh ya, rata-rata penduduk Pontianak adalah chinese, dan rata-rata perekonomian dipegang oleh mereka. Makanya jangan heran kalau perayaan imlek dan cap go meh cukup terasa di tempat ini dan sangat rame.
Bersama Teman di Perayaan Cap Go Meh

Perayaan Cap Go Meh di Pontianak


Untuk tempat-tempat menarik lainnya yang bisa dikunjungi mari kita lihat sebagai berikut:
Museum Pontianak
 
Pontianak Trade Centre
Mercure Hotel

Orchardz Hotel
Kantor Gubernur Pontianak

Pontianak merupakan tempat yang berdekatan dengan malasya jadi jangan heran di tempat ini banyak ditemukan produk-produk malasya terutama makanannya. Di beberapa supermarket akan banyak ditemui makanana-makanan yang berasal dari malasya.

Snack Dari Malasya

Yah, demikian tulisan gw tentang kota Pontianak. Semoga bermanfaat bagi para pembaca sekalian dan Pontianak ternyata bukan seperti yang gw bayangin sebelumnya. Pontianak merupakan tempat yang rame dan banyak perempuan-perempuan cantiknya. Haha dan Pontianak pantas dijadikan salah satu alternatif tempat berlibur.


3 komentar:

  1. thnks to promote my city,,its very nice heard someone from another city said something nice about my city,,,n one more thing,,people said if u drink water from kapuas river you will always back to this city,,like if u touching tugu jogja, u will come back someday,,hahaha like me now..ok semoga betah di pontianak aja mas brooww,,,slm buat pontianak,dr jogja...

    BalasHapus
  2. I like u.....call me 089652669971

    BalasHapus