2/09/2011

Jenuh Dalam Berhubungan (Bagaimana Cara Menghadapinya?)


   Bagi setiap orang yang pernah menjalin suatu hubungan pasti menghadapi hal seperti judul diatas. Ya "jenuh" merupakan hal yang sering terjadi bagi beberapa pasangan yang sudah menjalin hubungan yang lama. Atau bahkan orang yang sudah menikah sekalipun pasti pernah menghadapi rasa "jenuh" di dalam pernikahannya. Lantas apa yang harus kita hadapi ketika kita sudah merasakan "jenuh" dengan pasangan kita?  

   Jujur, saya pribadi pernah mengalami hal seperti ini. Ya merasa jenuh dengan hubungan yang saya jalani. Satu, dua bulan atau bahkan sampai setahun memang belum terasa sampai di suatu kondisi / titik saya merasa jenuh dengan pasangan saya. Saya tidak tahu apa letak kesalahannya terjadi dari dalam diri saya atau di dalam diri pasangan saya tersebut yang mengakibatkan saya merasa jenuh. Ya, berbagai cara saya lakukan supaya saya tidak merasa jenuh. Saya mengikuti saran dari teman bahkan orang tua sekalipun yakni dengan cara mengingat kisah-kisah di saat pertama kali bertemu atau bahkan mengingat kisah-kisah romantis pernah kita jalanin. Tapi upaya hanyalah upaya, semua hal yang saya lakukan itu hanya sia-sia, saya tetap tidak bisa menghilangkan rasa "kejenuhan" itu.

   Saya mencoba menginstrospeksi diri saya, apa yang terjadi dalam diri saya. Saya memang tipikal orang yang cepat bosan tapi bukan dalam hal "berhubungan". Sebulan, dua sampai empat bulan saya tetap menjalani hubungan itu tapi saya sudah tidak mendapat "feel" nya, saya merasa saya sedang berjalan dengan teman saya bukan dengan pacar saya. Lantas apa yang terjadi? Mengapa saya tidak bisa keluar dari kondisi itu? Berbagai cara saya gunakan supaya situasi dan kondisi bisa kembali normal dan bahkan sampai-sampai saya mengikutin saran dari teman untuk mendiamkan dulu (tidak berhubungan) dengan pasangan saya selama satu bulan. Saya bukan tipikal orang yang suka mencari kesalahan orang lain, lebih saya instrospeksi diri. Saya tidak mau mencari-cari letak kesalahan di dalam diri pasangan saya.

   Singkat cerita selama hampir sebulan itu bisa dikatakan saya cuek terhadap pasangan saya dan disitulah letak godaan itu datang yang mengakibatkan akhirnya saya memutuskan kalau saya tidak bisa lagi meneruskan hubungan saya dengan pasangan saya. Saya tidak mau berpura-pura tidak terjadi apa-apa dengan diri saya di depan pasangan saya. Ya mungkin terkesan egois, tapi lebih baik saya melakukan itu daripada saya harus mendustai diri saya sendiri pura-pura tidak ada kejadian apa-apa di hadapan saya tapi ternyata dibalik itu semua saya menderita akan perasaan saya sendiri.Disini saya tidak mengungkapkan dari sisi pasangan saya karena menurut saya itu tidak perlu saya ungkapkan disini, saya hanya mengungkapkan dari sisi saya sendiri karena saya yang mengalaminya.

   Lantas apa hikmah yang bisa saya ambil dari kejadian di atas? Selepas dari itu semua saya mencoba belajar bagaimana caranya supaya  "chemistry" dan perasaan ‘menggebu’ seperti baru saja jadian tetap ada selama saya menjalani hubungan. Ya, pengalaman masa lalu merupakan pelajaran yang sangat berharga. Saya menjaga supaya saya tidak terjatuh lagi akan kesalahan yang sama. Saya mulai belajar bagaimana cara menghadapi rasa jenuh. Dari itu semua saya bisa mengambil hikmah
 "Jenuh bukan berarti tidak cinta, cuman kadang-kadang kita butuh pembaharuan dalam berhubungan". 
Disinilah letak dimana pasangan kita dituntut bisa mengerti dan membantu kita supaya keluar dari rasa jenuh itu. Inti dari semua itu adalah "Komunikasi". Komunikasi merupakan senjata paling ampuh dalam berhubungan. Disini dituntut agar kita mengkomunikasikan apa yang kita alami terhadap pasangan kita baik itu mengenai hal baik bahkan hal buruk sekalipun. Tetapi dengan syarat pasangan kita bisa terima apa yang kita omongin dan tidak sampai membuat dia tersinggung karena hal ini merupakan untuk kepentingan bersama.
"Cinta merupakan kata kerja, jika cinta mulai redup bukan berarti saatnya ganti pasangan. Nyalakan kembali api cinta itu"
Bolehkah kita mengungkapkan rasa bosan terhadap pasangan? Mungkin apabila kita mengungkapkan ini akan sangat menyakitkan bagi pasangan kita kecuali kalau pasangan kita bisa menerima omongan kita. Tetapi tidak semua orang bisa menerima apa yang kita omongkan. Lantas apa yang harus dilakukan? Lebih baik kita jujur mengungkapkan akar permasalahannya daripada menggunakan kata "bosan" karena biasanya rasa bosan / jenuh itu muncul karena masalah - masalah yang terjadi secara berulang-ulang yang belum terselesaikan atau bahkan adanya harapan-harapan yang tidak terpenuhi dari pasangan kita. Disilah letak saling memahami dan saling mengerti satu sama lain dibutuhkan. Jangan sampai kita tersinggung atau sakit hati ketika pasangan kita jujur terhadap kita.

Dan satu hal penting lainnya adalah "Instrospeksi diri". Kadang suasana jenuh / bosan itu datang dari dalam diri kita sendiri. Jangan sampai kita menuntut pasangan kita untuk seperti ini itu sementara kita tidak pernah memberikan apa-apa terhadap pasangan kita, dan satu hal lagi jangan pernah membanding-bandingkan pasangan kita dengan orang lain karena masing-masing orang mempunyai kelebihan dan kekurangan di dalam dirinya. Kalau memang kesalahan datang dari pasangan kita lebih baik kita mengkomunikasikannya (mungkin hal ini sangat susah saya laukan) dan sebaliknya kalau memang kesalahan ada di dalam diri kita lebih baik kita instrospeksi diri dan melakukan perubahan. Sering-sering lah mencurahkan isi hati kita kepada pasangan kita, dan sebaliknya pasangan kita juga harus sering-sering mengkomunikasikan perasaannya terhadap kita.

"Jangan kau kira cinta datang dari keakraban yang lama dan pendekatan yang tekun. Cinta adalah kesesuaian jiwa, dan jika itu tak pernah ada maka cinta tak akan pernah tercipta dalam hitungan tahun bahkan abad"
"Cinta sejati takkan pernah meminta apapun, ia hanya tahu arti memberi dengan ketulusannya. Ia takkan pernah minta dirangkul karena cintanya akan selalu merangkul jiwanya"
"Cinta tak memberikan apa-apa kecuali dirinya sendiri dan tiada mengambil apa-apa kecuali dari dirinya sendiri. Cinta tiada memiliki dan tiada ingin dimiliki karena cinta telah cukup bagi cinta"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar