5/13/2013

Spending Some Time With Nature Part-7 (Teluk Kiluan - Lampung)

Sebenarnya sudah lama mendengar yang namanya "Kiluan Dolphin" tapi hanya sebatas mendengar saja. Keinginan untuk pergi kesana ada, cuma karena waktu yang belum ada dan teman-teman yang banyak alasan kalau diajak akhirnya niat itu diurungkan. Beruntung teman-teman alumni kampus dulu mengajak ke tempat ini dan kesempatan itu pun tidak saya sia-siakan. Singkat kata, kami pun berencana melakukan perjalanan ke "Teluk Kiluan" tanggal 9 Mei - 11 Mei 2013. Untuk ke Teluk Kiluannya sendiri kami menggunakan jasa agen travel.

Akhirnya tanggal itu tiba, kami pun berjanji berkumpul di stasiun Gambir Jakarta tanggal 8 Mei jam 10 malam. Total rombongan adalah 14 orang, kami menumpang bus Damri eksekutif dari stasiun Gambir menuju pelabuhan Merak. Jam 10 lewat bus Damri yang kami tumpangi pun berangkat dan sampai di pelabuhan Merak kurang lebih jam 2 dini hari tanggal 9 Mei 2013. Sesampainya di pelabuhan Merak, kami harus menunggu kapal ferry untuk menyebrang ke pelabuhan Bakauheni Lampung. Cukup lama kami menunggu kapal ferry, dan akhirnya kira-kira satu jam kemudian bus yang kami tumpangi masuk ke kapal dan menyebrang ke pelabuhan Bakauheni Lampung.

Di Kapal Ferry Menuju Pelabuhan Bakheuni, Lampung
Lama perjalanan dari pelabuhan Merak Banten sampai pelabuhan Bakauheni Lampung kurang lebih 3 jam. Kami sampai di pelabuhan Bakauheni kira-kira jam 6 pagi. Kemudian setelah sampai di pelabuhan Bakauheni, kami harus melanjutkan perjalanan menuju terminal Tanjung Karang di kota Bandar Lampung dengan bus yang sama. Perjalanan untuk sampai ke terminal Tanjung Karang harus memakan waktu sekitar 3 jam. Perjalanan yang cukup memakan waktu dan membuat badan capek. Kira-kira jam 10 pagi kami sampai di terminal Tanjung Karang karena agen travel yang kami gunakan menunggu disana.

Pelabuhan Bakauheni Lampung Kira-Kira Jam 6 Pagi
Setelah sampai di terminal Tanjung Karang, kami pun istirahat sebentar sebelum melanjutkan perjalanan ke Teluk Kiluan. Kurang lebih jam 11 siang, kami pun berangkat menuju Teluk Kiluan dengan menggunakan mobil yang telah disediakan pihan agen travel. Mobil yang kami tumpangi adalah 2 mobil Avanza sudah termasuk supirnya dari pihak agen travel sekaligus yang bertugas memandu kami disana. Lama perjalanan dari terminal Tanjung Karang menuju Teluk Kiluan kurang lebih 3,5 jam. Waktu yang lama bukan? Kami pun mulai berkeluh kesah karena ternyata perjalanan yang harus kami tempuh dari pelabuhan Merak menuju Teluk Kiluan sangatlah lama. Total waktu yang kami habiskan adalah 15 jam lebih, ditambah jalan menuju Teluk kiluan sangatlah jauh dari kata "bagus". Jalan banyak berlobang dan lobangnya cukup dalam, jalan yang naik turun dan berkelok-kelok sehingga harus sabar dan bagi yang tidak tahan pasti muntah karena kita seperti offroad di hutan. Oh iya, ibu hamil dan orang yang mempunyai penyakit berat sangat tidak cocok dibawa ke tempat ini, karena takut terjadi apa-apa di jalan. Pemandangan yang indah di sepanjang jalan lumayan membantu menyejukkan mata sehingga jalan yang berlubang-lubang tersebut tidak terlalu terasa.

Kurang lebih jam setengah 3 sore kami pun akhirnya tiba di Teluk Kiluan. Dari atas bukit sudah mulai terlihat lautan yang sangat indah. Satu kata yang keluar dari mulut saya ketika melihat dari atas bukit adalah "Amazing". Ternyata tidak sia-sia kami menempuh perjalanan yang sangat lama dan badan yang cape untuk sampai ke tempat ini.

Teluk Kiluan Terlihat Dari Atas Bukit


Dari gerbang Teluk Kiluan menuju pantainya, kami menempuh perjalanan kurang lebih 15 menit dengan jalan yang hancur pastinya dan curam. Kira-kira jam 3 sore lebih kami pun sampai di rumah singgah / rumah penduduk setempat untuk istirahat sebentar sebelum kami menyebrang ke pulau tempat kami menginap.

View Dari Rumah Singgah Sebelum Kami Melanjutkan Perjalanan
Kira-kira jam setengah 4 sore kami pun menyebrang menggunakan perahu kecil yang telah disediakan menuju pulau tempat kami menginap selama 3 hari 2 malam. Sepanjang perjalanan pemandangan yang begitu indah menemani kami menuju tempat penginapan, hamparan laut yang luas dan masih belum terlalu ramai dan pegunungan yang hijau sangat menyejukkan mata.

Teluk Kiluan
Teluk Kiluan
Waktu untuk menyebrang hanya memerlukan waktu 5 menit, dan akhirnya kami pun sampai ke tempat penginapan. Saat melihat tempat penginapan saya pun cukup kaget karena tempatnya sangat kecil mengingat rombongan kami yang cukup banyak. Apakah kami muat di tempat sekecil ini? Tapi dalam hati saya kembali berpikir tidak apa-apa karena disitulah letak serunya, bagaimana kita bisa untuk saling berbagi satu sama lain dengan fasilitas yang sangat terbatas. Untuk fasilitasnya sendiri tidak ada yang mewah, dalam rumah ada 3 kamar tidur (sudah ada kasurnya), 1 kamar mandi di dalam rumah dan 1 kamar mandi di luar. Yang tidur di kamar adalah para perempuan, sementara laki-laki tidur di ruang tengan dengan beralaskan tikar.

Nama Daerah Tempat Kami Menginap
Tempat Penginapan Kami
Sesampainya di tempat penginapan kami pun beres-beres sebentar, kemudian makan siang. Selama disini makanan yang dihidangkan menurut saya cukup membosankan karena setiap makan menu utamanya adalah ikan tongkol. Untuk makanan sudah disediakan oleh pihak agen travel sehingga tidak usah khawatir kelaparan disini. Cukup membawa makanan ringan saja dari rumah atau makanan cepat saji seperti mie instan, nudget, sosis, ikan teri yang sudah digoreng dan makanan-makanan ringan lainnya. Untuk air sendiri sangat lancar sehingga tidak usah khawatir kekurangan air tawar, dan perlengkapan lain seperti bantal, selimut, air minum sudah tersedia.

Day-1

Untuk hari pertama kami hanya beraktifitas di dekat penginapan saja. Sambil menunggu sunset datang, kami pun melakukan berbagai macam aktifitas seperti bermain bola volly, bermain gitar, berenang di pantai, dan jalan-jalan di sekitar pantai sambil menikmati keindahan alam dan mengabadikannya di kamera tentunya.







Sunset
Sunset
Sunset
Day-2

Tibalah hari yang ditunggu-tunggu yaitu Dolphin Tour. Saya cukup excited karena ini merupakan pengalaman pertama seumur hidup saya melihat lumba-lumba di lautan lepas. Tapi sayang kami tidak berhasil bertemu dengan lumba-lumba dikarenakan ombak yang cukup besar dan air laut yang pasang sehingga lumba-lumbanya tidak muncul ke permukaan laut. Tapi tidak apa-apa karena hal itu terbayar dengan pengalaman yang menurut saya luar biasa, karena untuk pertama kali dalam hidup saya merasakan naik perahu nelayan yang kecil terombang-ambing di lautan lepas. Satu perahu ada 3-4 orang dan masing-masing perahu berpencar, sehingga ada satu saat saya merasa hanya perahu kami yang ada di lautan tersebut.

Ditambah lagi, tiba-tiba mesin perahu yang kami tumpangi tiba-tiba mati di tengah laut, jantung saya pun cukup berdegup kencang karena daratan tidak terlihat sama kali. Hanya lautan yang terlihat dengan ombak yang cukup besar sehingga saya merasa seperti naik roller coaster. Tapi untunglah mesin mati hanya sebentar meskipun beberapa kali pemandu kami mencoba menyalakan mesin tidak berhasil. Setelah mesin menyala, peraaan saya cukup lega saat itu. Tapi mental saya tidak diuji cuma sebatas itu, kami pun sempat terkena badai kecil di tengah lautan lepas dan gerimis sempat datang tapi untunglah kejadian itu sebentar saja. Mental kita benar-benar diuji disini, saran saya bagi orang yang tidak mempunyai mental kuat dan mabok laut sangat tidak disarankan ikut tour seperti ini. Karena teman saya satu perahu sempat muntah-muntah di tengah laut karena angin yang begitu kencang.

Kurang lebih tiga jam kami terombang-ambing dilautan lepas untuk mencari lumba-lumba tapi tidak berhasil menemukannya. Entah pemandu kami yang salah arah atau bagamana, saya pun tidak tahu karena ada teman dalam rombongan kami yang ternyata berhasil melihat lumba-lumba. Oh iya pemandu perahu kami sempat bercerita kalau lumba-lumba itu tidak bisa dipastikan kapan dan jam berapa munculnya. Dia bercerita kalau dulu pernah ada rombongan dari Jakarta selama 3 hari berburu lumba-lumba, 2 hari mereka tidak berhasil menemukan, barulah hari ke-3 mereka berhasil bertemu dengan lumba-lumba. Dan pemandu kami ini pun bercerita kalau dulu dia pernah membawa rombongan sampai 8 jam berada di lautan lepas sampai dia membawa rombongan ini ke Samudera Hindia, mereka tidak berhasil bertemu dengan lumba-lumba, Jadi saran saya kalau mau kesini berdoa yang banyak saja supaya lumba-lumbanya tidak malu-malu dan muncul ke permukaan laut :).

Pagi Hari Sebelum Berburu Lumba-Lumba
Dolphin Tour
Dolphin Tour
Dolphin Tour
Setelah 3 jam kami berputar-putar di lautan lepas dan tidak berhasil kami pun pulang ke penginapan untuk sarapan. Kami berangkat melihat lumba-lumba jam 7 pagi dan pulang jam 10 pagi. Setelah istirahat sebentar dan sarapan (lagi-lagi makan nasi dengan lauk ikan tongkol) kami pun melanjutkan kegiatan kami yaitu melihat pantai pasir putih, masih di kawasan yang sama di Teluk Kiluan. Untuk menuju tempat ini kami harus menyebrang naik perahu lagi menuju ke rumah singgah, Dari rumah singgah kami diantar memakai mobil menuju pantai Pasir Putih.

Ternyata kami hanya diantar di tempat yang dekat saja, karena mobil tidak bisa masuk ke tempat ini. Kami harus berjalan kaki kurang lebih 30 menit untuk sampai ke tempat ini, melewati perkebunan coklat, sawah dan menyebrangi sungai, jadi total perjalanan adalah satu jam pulang balik. Lumayan hitung-hitung olah raga :). Tempat ini sangat bagus dengan ombak yang besar sampai 3 meter sehingga tidak diperbolehkan untuk berenang. Pantai ini sangat sepi, hanya rombongan kami yang ada di pantai ini pada saat itu. Pantai ini sangat cocok bagi orang yang suka photography seperti saya karena pemandangannya lumayan bagus dengan karang dan ombak yang besar, sehingga saya pun tidak menyia-nyiakan kesempatan itu.


Menyebrangi Sungai
Menyebrangi Sungai
View Pantai Pasir Putih Dari Bukit
Pantai Pasir Putih
Pantai Pasir Putih
Setelah puas melihat pemandangan dan foto-foto kami pun pulang ke tempat penginapan untuk makan siang. Kami sampai di tempat penginapan kira-kira jam 1 siang. Setelah makan siang dan istirahat sebentar kami pun melanjutkan kegiatan kami yaitu snorkeling di pulau seberang tempat penginapan kami. Lagi-lagi ombak disini cukup besar sehingga sangat susah untuk melakukan kegiatan snorkeling karena kita hanya bisa berputar-putar di pinggir dan sangat susah melawan ombak. Tapi menurut teman saya yang berhasil, biota laut disini tidak terlalu bagus karena dia membandingkan dengan Karimun Jawa :)

Snorkeling
Tempat Snorkeling



Setelah puas snorkrling kami pun menunggu sunset datang, sunset disini lebih indah dibanding view dari tempat penginapan kami.




Setelah puas melihat sunset, kami menyebrang dengan menggunakan perahu menuju tempat penginapan kami untuk mandi dan makan malam. Setelah makan malam kami pun santai di pinggir pantai, ada yang bermain kartu, nyanyi-nyanyi sambil bermain gitar ataupun sambil mengobrol. Kira-kira jam 9 malam, kami menyalakan api unggun sambil bakar-bakar jagung sambil sharing satu sama lainnya. Moment yang begitu langka dikarenakan dalam kesehariannya kita disibukkan dengan pekerjaan :). Setelah puas kami pun tidur, karena besok paginya kami harus bangun dan siap-siap untuk pulang.

Api Unggun
Day-3

Setelah bangun dan sebelum kami pulang jam 11 pagi, ternyata masih ada satu kegiatan yang harus kami lalukan yaitu trekking. Dengan menumpang perahu kecil kami pun mengitari pulau-pulau di sekitar, pemandu kami bilang kalau namanya adalah pula candi. Saya tidak tahu kenapa dinamakan pulau candi karena saya sama sekali tidak melihat ada candi di pulau-pulau yang kami lewati tersebut. Pemandangan yang begitu indah dengan pulau-pulau kecil yang kosong dan karang-karang yang menjulang tinggi yang dihempas oleh ombak besar merupakan salah satu bukti kebesaran Ilahi.





Setelah puas kami mengelilingi pulau sekitar jam 10 pagi kami pun kembali ke penginapan untuk mandi dan sarapan sebelum kami pulang. Oh iya karena sudah pengalaman menghabiskan waktu kurang lebih 15 jam perjalanan dari Jakarta menuju Teluk Kiluan, kami memutuskan untuk pulang ke Jakarta naik pesawat saja, karena hari Seninnya kami sudah harus kembali bekerja di tempat kerja masing-masing sehingga membutuhkan tubuh yang fit. Untung pada saat sudah sampai di Teluk Kiluan kami langsung berinisiatif untuk booking tiket pesawat dan ternyata masih ada tiket yang tersedia untuk 14 orang :).

Setelah selesai mandi dan sarapan kami menyebrang ke rumah singgah karena disanalah mobil menunggu untuk mengantarkan kami ke Bandara. Sebelum sampai di bandara, kami menyempatkan waktu untuk makan siang sebentar di kota Bandar Lampung, kemudian barulah kami menuju bandara. Perjalanan dari Teluk Kiluan menuju kota Bandar Lampung sekitar 3 jam, dan dari kota Bandar Lampung menuju bandata Raden Inten kurang lebih satu jam perjalanan, Tepat jam setengah delapan malam kami pun masuk ke dalam pesawat, waktu yang dibutuhkan dari Bandar Lampung ke Jakarta hanya 15 Menit. Kurang lebih jam 8 malam kami sampai di Bandara Soekarno-Hatta dan kami pun harus berpisah disini untuk kembali ke aktifitas masing-masing.

Terimakasih teman-teman untuk waktu yang berharga ini, sampai ketemu di liburan dan tempat yang tidak kalah serunya lagi :)

Oh iya untuk agen travel yang kami gunakan ini sangat mengecewakan, sehingga saya menyarankan untuk tidak memakai jasa mereka. Satu kelemahan mereka menurut saya adalah tidak komunikatif. Orang yang sering berkomunikasi dengan kami adalah orang dari (pengurus) Teluk Kiluannya langsung, namanya bang Maimun (No Telp: 082178218575 / 081272284134). Anda boleh menghubungi nomor tersebut karena bang Maimun inilah yang sangat banyak berperan membantu kami selama tour disana dan orangnya sangat komunikatif. Untuk total biaya per orangnya adalah sekitar 1,2 juta (karena menggunakan pesawat), sudah satu paket semuanya, kita tinggal membawa baju dan perlengkapan pribadi saja, selebihnya sudah diatur sama pihak agen travel dan belum termasuk oleh-oleh tentunya :). Kalau tidak menggunakan pesawat biaya yang dibutuhkan mungkin hanya mencapai kurang lebih 800ribu saja atau mungkin bisa lebih murah dari itu. Semoga bisa membantu, siapa tahu anda mau kesana. Happy holiday! :)









Tidak ada komentar:

Posting Komentar