2/17/2016

Catatan Dari Kota Seribu Sungai (Bagian-1) - Berburu Soto Banjar & Intan


"Libur long weekend ada plan kemana?"

Sebuah pesan whatsapp dari teman mencuri perhatian saya sore itu ketika sedang asyik bekerja. 

Sejenak saya berpikir dan melihat kalender di meja saya. Ah ada long weekend ternyata minggu ini.

"Belum ada plan nih, mau kemana kita" Saya pun membalas whatsapp teman saya ini.

Tidak lama kemudian saya pun membaca balasannya: "Banjarmasin yuk"

"Lho, seingat saya bukannya sudah pernah kesana ya?" balas saya

"Iya, tapi ingin lihat pasar terapung lagi, masih penasaran"

Hmm saya pun berpikir sejenak, ajakan yang lumayan menggoda. Tanpa pikir panjang saya pun membalas: "Yuk, mumpung belum ada plan kemana-mana juga"

Singkat cerita besoknya kami langsung booking tiket pesawat dan hotel. Ah segala sesuatu yang mendadak itu memang selalu berhasil dibanding dengan rencana yang sudah diatur jauh-jauh hari.


Sabtu, 6 Februari 2016

Jam 6 pagi kami sudah di bandara karena penerbangan kami jam 07;30 saat itu. Ah ternyata pesawat kami delay, keberangkatan dimundurin jadi jam 08;30. Tidak apa-apalah, lumayan untuk tidur sambil menunggu, pikir saya.

Perjalanan dari Jakarta ke Banjarmasin menghabiskan waktu sekitar 1 jam 20 menit. Oh iya karena Banjarmasin masuk waktu Indonesia Bagian Tengah (WITA), maka waktu pun 1 jam maju dengan waktu Jakarta.

Kami pun sampai bandara Syamsudin Noor sudah menjelang tengah hari. Dari bandara kami masih harus melanjutkan perjalanan kurang lebih 45 menit menuju hotel tempat kami menginap. Letak bandara bukan di kota Banjarmasin tapi di kota Banjar Baru, jadi lokasinya memang lumayan jauh dari ibukota provinsi.

Setelah melakukan check in dan sudah mendapat kunci kamar, kami pun memutuskan untuk istirahat sebentar karena jujur saya pun kurang tidur saat itu.

Oh iya, di Banjarmasin sendiri angkutan umum memang ada tapi masih jarang, sehingga kami memutuskan untuk sewa mobil saja. Rencana awal sih mau sewa motor saja, tapi berhubung saat itu memang musim hujan dan saat kami datang pun kami sudah disambut hujan deras dan banjir maka kami pun memutuskan untuk menyewa mobil saja.

Jam setengah dua siang, mobil pesanan kami pun sudah datang dan waktunya untuk memanjakan perut. Apalagi tujuannya kalau bukan Soto Banjar. Iya, kami pingin menikamti Soto Banjar yang benar-benar asli dari kota asalnya. Setelah kami mencari-cari info akhirnya kami pun menemukan tempat yang akan kami tuju. Kami pun menuju Soto Banjar Bang Amat yang terkenal itu.

Sungai Martapura

Soto Banjar

Soto Banjar + Sate Ayam Khas Banjar

Ah, rasanya memang sungguh nikmat dan sangat berbeda rasanya dari Soto Banjar yang pernah saya makan. Jadi kalau ke Banjarmasin, jangan lupa mampir kesini. Apalagi makan sambil menikmati pemandangan kehidupan masyarakat pinggir sungai Martapura.

Setelah puas makan Soto Banjar yang nikmat itu, kami pun melanjutkan perjalanan kami. Kami ingin melihat secara langsung pertambangan intan tradisional di kota Martapura. Martapura memang terkenal sebagai salah satu penghasil intan terbesar di Indonesia bahkan dunia. Perjalanan dari Banjarmasin menuju Martapura kurang lebih satu jam.
Tambang Intan Tradisional

Pendulang Intan

Pendulang Intan
Mereka masih menggunakan cara tradisional, tidak ada peralatan modern saya lihat disini. Sekilas saya melihat kegetiran di wajah para pendulang intan ini. Mereka melakoni pekerjaan ini sudah berpuluh-puluh tahun. tampak kulit mereka kecoklatan karena terpapar sinar matahari, bertolak-belakang dengan indah dan silaunya batu intan.

Setelah puas melihat secara langsung proses para pendulang untuk mendapatkan sebutir batu intan, kami pun bergegas karena hari sudah sore. Oh iya, disini juga kita temui para pedagang intan yang menawarkan daganagannya kepada para pengunjung. Mereka menawarkan dalam bentuk perhiasan yang sudah jadi maupun yang masih dalam bentuk batu.

Karena hari sudah sore maka kami pun memutuskan untuk keliling kota Banjar Baru saja, sebelum pulang ke hotel.

bersambung...




Tidak ada komentar:

Posting Komentar